Katabicara.com

1250+ Kata Kata Mutiara Bijak Inspiratif Semangat Motivasi 2018

Monday, March 26, 2018

Kata Kata Bijak Dari Najwa Shihab

Kata kata bijak pada acara mata najwa yang di tayangkan di metro tv biasanya di sampaikan pada akhir acara yang dibawakan oleh presenter cerdas Najwa Shihab. Bintang tamu yang dihadirkan adalah tokoh-tokoh besar dan membahas persoalan yang tengah hangat diperbincangkan di masyarakat.



Pertanyaan yang lugas dan tegas membuat para bintang tamu harus cerdas dalam menjawab, pasalnya acara ini dilihat hampir  seluruh lapisan masyarakat. Bahkan juga terkadang para bintang tamu kesulitan dalam menjawab pertanyaan tak terduga dari Najwa sebagai pemandu acara.

Dari acara ini terungkap berbagai fakta baru yang mungkin selama ini masihjadi perbincangan di masyarakat. Walau terkadang pertanyaan cukup ketus namun tetap dalam aturan kesopanan sehingga para bintang tamu tidak bisa berkilah dalam menjawabnya. Diakhir acara selalu ditutup dengan serangkaian kalimat yang mengandung kata kata mutiara mata najwa di mana rangkaian kata itu sangat indah dan menyentuh hati para pemirsanya.

Agar kekuasaan tak meninabobokan, agar cita-cita tak kandas sejak semula.
Banyak anak muda yang tumbang karena korupsi, mereka lupakan visi dan hanyut pada nikmat duniawi.
Boleh-boleh saja berkompromi dengan situasi, pancangkan saja garis batas yang tak boleh dilewati.
Buat apa wilayah seluas Sabang sampai Merauke, jika pemudanya kehilangan idealisme.
Celakalah pejabat yang menunggangi negara, kiprahnya jauh dari bijaksana
Demokrasi tidak untuk melayani penguasa, demokrasi ditujukan memuliakan warga negara.
Di hadapan kekuasaan semua bisa serupa, tak pandang usia tua maupun muda.
Indonesia tak tersusun dari batas peta, tapi gerak dan peran besar kaum muda.
Jangan terkecoh dengan panasnya perdebatan, laku saling serang sidang dewan kehormatan.
Jika sidang etik bisa dipermainkan tanpa secuil kehormatan, sidang rakyat harus bisa melawan.
Kekurangan jangan terlalu dikhawatirkan, selama kepemimpinan berjalan penuh keterbukaan.
Kita mungkin bosan dengan muka yang itu-itu saja, tapi yang muda juga harus kasih bukti yang jelas dan nyata.
Kita perlu belajar dari sejarah yang begitu jelas, mangurangi gaduh politik yang kerap tak berkelas.
Mencari jalan tengah sering tak terhindarkan, konsep yang serba ideal sering ditepikan.
Menjadi pejabat berarti melayani rakyat, itulah pemerintahan yang akan mendapat hormat.
Menjaga negara dari gelap mata kuasa, berpihak pada setiap masalah nyata warga negara.
Mereka yang dipilih dengan suara, jangan belagak lupa menggunakan mata dan telinga.
Pada kaum muda kita menitip masa depan, jangan biarkan jiwa mereka hangus oleh ego dan dendam.
Pejabat yang gemar mencari rente dengan menjual negerinya, pada dasarnya telah membinasakan dirinya.
Pemuda hari ini harus turun tangan, berkarya nyata menjawab semesta Indonesia.
Pemuda masa silam menggelorakan kehendak bersatu, hari ini rayakanlah Indonesia tanpa ragu.
Politik adalah lautan pragmatisme, kompromi demi kompromi bisa melelehkan idealisme.
Politisi yang tiba-tiba lupa untuk siapa dia berdiri, terbelenggu oligarki dan godaan duniawi.
Publik niscaya akan sigap mencatat, siapa yang menjabat dengan penuh martabat
Rakyat adalah inti kehidupan berbangsa, setiap pemimpin wajib menyadarinya.
Sebab umur bisa tak berarti di medan kekuasaan, jika sejak muda sudah lancung dari tujuan.
Segelintir oligarki yang menguasai aset negara, sudah waktunya dihukum keras dengan mosi tidak percaya
Sejarah akan menghitamkan mereka yang layak dijatuhkan, sejarah akan meninggikan mereka yang memang layak dimuliakan.
Sidang itu tak boleh hanya jadi tontonan apalagi dagelan, ini ujian integritas bagi dewan kehormatan.
Skandal rekaman itu jelas menunjukkan, para benalu tak tahu malu hidup kekal berkelanjutan.
Sungguh merugi hidup bangsa, jika energi habis tumpah mengurus gaduh politik yang durhaka.
Tidak gampang marah karena publik rajin menuntut, bekerja dengan dedikasi yang absolut.
Tidak sekedar memburu kapital, Indonesia lebih butuh solidaritas dan modal sosial.
Transparansi merupakan hal yang genting, akuntabilitas menjadi begitu penting.
Usia muda adalah modal/ agar tangan terus terkepal, untuk arungi medan politik yang terjal.
Wargalah yang harus selalu diurus, bukan negara yang memperkaya para aparatus
Back To Top